kosong kosong
Penyaluran kredit perbankan terus mengalami peningkatan hingga bulan Mei, salah satunya di segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Bank Indonesia (BI) mencatat. KPR perbankan telah tumbuh 10% hingga April 2022.
Sejumlah bank menyebut pertumbuhan KPR tersebut didukung oleh pemulihan ekonomi sejalan dengan terkendalinya pandemi serta stimulus yang diberikan pemerintah seperti dengan suku bunga acuan rendah, diskon pajak properti, serta pelonggaran loan to value (LTV).
Hingga akhir tahun, bank-bank itu masih optimis pertumbuhan yang ada saat ini bisa dijaga atau target yang ditetapkan bisa tercapai meskipun kemungkinan BI akan mengerek suku bunga acuannya dan diskon pajak properti akan dicabut pada awal Juli mendatang.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) jadi salah satu bank yang menorehkan pertumbuhan KPR cukup menggembirakan. Haryanto T. Budiman Direktur Consumer Finance and Wealth BCA mengatakan, outstanding KPR bank swasta terbesar di Tanah Air itu sudah tumbuh di atas 8% hingga Mei 2022. "Pertumbuhan yang baik ini telah membawa KPR BCA mencapai angka portofolio sebesar Rp 100 triliun di bulan April 2022," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (5/6).
Sepanjang lima bulan pertama tahun ini, lanjut Haryanto, BCA sudah menyalurkan KPR baru lebih dari Rp 13 triliun. Angka itu melesat jauh dari capaian di hingga Maret. Dalam tiga bulan pertama, pencairan KPR baru di BCA tercatat baru Rp 7,2 triliun.
Pada kuartal pertama 2022, KPR BCA telah tumbuh 9,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 98,22 triliun. Dengan pencairan KPR baru yang melesat dari periode Maret, maka pertumbuhan KPR BCA hingga Mei kemungkinan besar jauh lebih tinggi dari pertumbuhan di triwulan pertama.
Haryanto bilang, pertumbuhan KPR BCA tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang semakin membaik yang diikuti dengan pulihnya perekonomian nasional serta berbagai kebijakan pemerintah. Kebijakan BI mempertahankan suku bunga rendah membuat BCA dapat terus memberikan bunga terbaik.
Sejauh ini, OJK masih optimis dapat mempertahankan pertumbuhan KPR di atas 8% sesuai target meskipun BI kemungkinan akan mengerek suku bunga acuannya dan relaksasi diskon PPN properti sebesar 50% akan dicabut.
"Kami optimis karena likuiditas BCA yang masih baik dan rasio CASA yang tinggi. Itu memungkinkan kami masih dapat mempertahankan persaingan suku bunga di pasar. Jaringan BCA yang kuat, potensi pasar nasabah BCA sangat besar serta hubungan baik dengan rekanan seperti developer dan broker properti juga mendorong optimisme," kata Haryanto.
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 6,89% yoy hingga April. Sebagian besar portofolio kredit bank ini merupakan KPR. Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, pertumbuhan kredit itu terutama didorong oleh KPR non subsidi.
Dengan melihat capaian hingga April ini, Haru masih mempertahankan target kredit tumbuh 9%-11% tahun ini yang disertai dengan perbaikan kualitas aset.
Adapun PT Bank CIMB Niaga Tbk telah KPR baru sebesar Rp 3,7 triliun atau meningkat 8% dari pencairan KPR di periode yang sama tahun lalu. Alhasil, outstanding KPR bank ini telah tembus Rp 40,04 triliun per Mei 2022 atau tumbuh 9% yoy.
"Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pasar secondary yang mencatat kenaikan 16% secara yoy," kata Mortgage and Secured Loan Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi pada Kontan.co.id, Minggu (5/6).
Pertumbuhan KPR CIMB Niaga juga didukung oleh kredit di atas Rp 2 triliun untuk segmen pasar rumah baru. Rata-rata ticket size KPR atau plafon KPR yang diberikan tiap nasabah sekitar Rp 900 juta.
CIMB Niaga menargetkan penyaluran KPR baru bisa mencapai Rp 10,5 triliun tahun ini atau tumbuh 7% secara yoy. Oustanding KPR ditargetkan akan tumbuh sekitar 8%-9%.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah mencairkan KPR baru lebih dari Rp 4,6 triliun sejak Januari-Mei. Oustanding BNI Griya tetap tumbuh di atas 7% secara yoy per Mei 2022 meskipun bank ini membatasi ekspansi KPR ke segmen tertentu yang profil risikonya dinilai kurang aman. Kuartal pertama, KPR BNI tercatat tumbuh 8,4% YoY jadi Rp 50,5 triliun.
Melihat kondisi perekonomian yang membaik dan penanganan Covid-19 yang cukup terkendali, Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi mengatakan, pihaknya optimis KPR BNI hingga akhir tahun akan tumbuh di atas 10%.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah membukukan KPR Rp 40,6 triliun per Mei. Itu meningkat cukup besar dibandingkan posisi kuartal pertama. Per Maret 2022, BRI mencatatkan KPR tumbuh 36,6 triliun atau tumbuh 9,9% yoy.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, kinerja apik penyaluran KPR BRI tak lepas dari suku bunga kompetitif yang ditawarkan, penambahan kerjasama dengan developer dan program pemerintah. Dia optimistis KPR BRI akan tumbuh sekitar 19% tahun ini.